MATA KULIAH : Eksploitasi Sumberdaya
Kelautan dan perikanan
Disusun Oleh :
Randianus Mema (42.11.0911)
Randianus Mema (42.11.0911)
PROGRAM
STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan YME, atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelsaikan makalah ini dengan baik.
Dalam
pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan kesulitan. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan serta dukungannya dalam pembutan dan penyusunan laporan ini.
Dalam
penyusunannya, penulis menyadari akan segala kekurangan yang ada sehubungan
dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh kami, maka
kami mengucapkan maaf yang sebesar-besar, apabila baik dalam penulisan maupun
penyajian makalah ini terdapat banyak kesalahan. Dengan tangan terbuka kami
akan menerima segala saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.
Banyuwangi, 06
April 2013
Penulis
1. LATAR BELAKANG
Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama dilakukan oleh manusia. Menurut
sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia Neanderthal (neanderthal man)
telah melakukan kegiatan penangkapan (sahrhange andlundbeck,1991), dengan menggunakan tangan kemudian profesi
ini berkebang secara perlahan dengan menggunakan alat yang sederhana dan mulai
membuat perahu yang sederhana. Dalam pemahaman mengenai cara penangkapan ikan
maka dibutuhkan ilmu yang dapa t
menyoko ng pengetahuan teknik
penggunaan alat tangkap dan cara pengoperasiannya serta kapal yang dapat
menunjang keberlansungan penangkapan, yang disebut dengan Manajemen Operasi
Penangkapan Ikan.
Alat
tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan Indonesia umumnya
masih bersifat tradisional, namun menurut Ayodhoa (1981) pendapat tersebut tidak semuanya benar. Jika
ditinjau dari prinsip teknik penangkapan ikan diIndonesia terlihat telah banyak
memanfaatkan tingkah laku ikan (behaviour) untuk tujuan penangkapan ikan.
Selain itu nelayan juga telah mengetahui ada sifat-sifat ikan yang berukuran
besar memangsa ikan kecil sehingga dengan adanya ikan kecil ditempat
penangkapan maka ikan-ikan besar pun akan mendatangi ke tempat tersebut. Hal
tersebut membuktikan perkembangan peradaban manusia dapat mendorong manusia
untuk semakin kreatif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kemajuan dari fishing gears dapat ditandai
dengan hal- hal berikut ini:
1. Perubahan usaha penangkapan dari sektor demi sektor ke
arah usaha
penangkapan dalam jumlah banyak
2. Perubahan fishing ground ke arah yang lebih jauh dari
pantai
3. Penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.
Gill Net
sering diterjemahkan sebagai ³jaring insang´, ³jaring rahang´, dan lain
sebagainya. Gill net adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang,
memiliki mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih
pendek jika dibandingkan dengan panjangnya. Istilah Gill Net didasarkan pada
pemikiran bahwa ikan-ikan tertangkap
gill net terjerat di sekitar operculumnya pada mata jaring. Jenis ikan yang
umumnya tertangkap dengan gill net ialah jenis ikan yang berenang pada permukaan laut (cakalang, tuna, saury, fying fish, dan lain-lain),
jenis ikan demersal ( flat fish,katamba, sea bream dan lain-lain), juga jenis
udang, lobster, kepiting dan lain-lain.
Menurut Ayodhyoa (1981) dan Nomura(1978), Gill net
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Surface gill
net
2. Bottom gill net
3. Drift gill net
4. Encricling gill
net atau surrounding gill net
Menurut Anonim ( 1975), Gill net dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Surface gill net
2. Mid water gill net
3. Bottom gill net
Pemakaian gill net tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin di tangkap. Penamaan gill net pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayan setempat, ada yang memberi nama sesuai jenis ikan yang tertangkap, adapula yang memberi nama sesuai dengan letak fihing ground.
2. TUJUAN
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan tentang Manajemen Operasi Penangkapan Ikan di
Indonesia dengan menggunakan
alat tangkap gill net
2. Mengenal alat
tangkap gill net serta teknik penangkapan menggunakan gill net
3. Mengenal jenis ikan yang dapat di jerat dengan alat
tangkap gill net.
3. MANFAT
Manfaat
dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan, informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa/ mahasiswi dan juga
mengetahui, memahami pengertian dari alat tangkap gill net itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Dalam
bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah sasi ami´, yang berdasarkan
pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan
proses bahwa ikan-ikan tersebut menusukkan diri pada jaring-ami´. Di
Indonesia penamaan gill net ini beraneka ragam, ada yang menyebutkannya
berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsbnya), ada
pula yang disertai dengan nama tempat
(jaring udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan
dengan gill net ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled)
pada mata jaring atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring.
2.2. Pengertian Gill Net
Gill net
atau dalam bahasa sehari-hari yang dikenal masyarakat dengan jarring insang
karena gill berarti insang dan net berarti jaring, adalah suatu jenis alat
penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana
mata jarring (mesh) dari bagian jaring utama ukurannya sama. Jumlah mata jaring
kearah panjang/horizontal (Mesh Length/ML) jauh lebih banyak dari pada jumlah
mata jaring kearah vertical atau kearah dalam (Mesh Depth/ MD).
Pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung(
float Mts) dan dibagian bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat (sinkers),
sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring insang
dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak.
Dalam
pengoprasian gill net biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang
digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, dioperasikan dengan
dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara
dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (drift
gillnet), jaring insang tetap(setgillnet), jaring insang lingkar (encircling
gillnet), jaring insang klitik (shrimp gillnet),dan trammel net. Metode
pengoperasian dari jaring insang pada umumnya dilakukan. secara pasif, tetapi
ada juga yang dioperasikan secara semi aktif atau dioperasikan secara aktif.
2.3. Klasifikasi Gill Net berdasarkan letak alat tangkap diperairan
A. Jaring insang pemukaan
B. Jaring insang pertengahan, dan
C. Jaring insang dasar
Gambar 1 : gill
net berdasarkan letak
2.4. Berdasarkan kedudukan alat saat dioperasikan:
1.
Jaring insang hanyut (drift gillnet),
yaitu jaring dibiarkan hanyut terbawah arus setelah disetting.
2.
Jaring insang tetap (fixed gillnet), yaitu jarring insang
yang di pasang menetap pada suatu perairan maksudnya jarring diberi jangkar
sehingga tidak hanyut.
BAB III
BAHAN DAN METHODE
3.1. TEKNIK OPERASI GILL NET
v Setting
Pada saat
melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan pemasangan
jaring bottom gill net oleh Anak Buah Kapal ( ABK). Jaring bottom gill net
dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan dapat menghadang
gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan gerombolan
ikan pada tertarik lalu mengumpul disekitar rumpon maupun light fishing dan
akhirnya tertagkapkarena terjerat bagian operculum (penutup insang) atau dengan
caraterpuntal.
v Holling
Setelah
dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah cukup banyak, maka
dilkukan holling dengan menarik jaring botol gill net dari dasar perairan
kepermukaan ( jaring di tarik keatas kapal). Setelah semua hasil tangkap
dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran.
v Persiapan
Alat Sebelum operasi dimulai semua peralatan
dan perbekalan harus dipersiapkandengan teliti. Jaring harus disusun di atas
kapal dengan memisahkan antara pemberat dan pelampung supaya mudah
menurunkannya dan tidak kusut. Penyusunan gill net diatas kapal penangkpan ikan
disesuaikan dengan susunan peralatandi atas kapal atau tipe kapal yang
dipergunakan. Sehingga dengan demikian gill netdapat disusun di atas kapal pada
:a. buritan kapal b.samping kiri kapalc. samping kanan kapal
v Waktu Penangkapan
Penanagkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap gill net umumnya
dilakukan pada waktu malam hari terutama pada saat gelap bulan.
Dalam satu
malam bila bulan gelap penuh operasi penangkapan aatau penurunan alat dapat
dilakukan sampai dua kali karena dalam sekali penurunan alat, gill net
didiamkan terpasang dalam perairan sampai kira-kira selam 3-5 jam.
v Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
Setelah semua
peralatan tersusun rapi maka kapal dapat dilayarkan menuju kedaerah penangkapan
(fishing ground). Syarat-syarat daerah penangkapan yang baik untuk
penangkapan ikan dengan menggunakan gill net adalah :
Ø
bukan daerah alur pelayaran umum dan
Ø
arus arahnya beraturan dan paling kuat sekitar 4 knots
Ø
dasar perairan tidak berkarang
v Penurunan Alat
Bila
kapal telah sampai di daerah penangkapan, segera persiapan alat dimulai.
1.
mula-mula posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah angin
datangnyadari tempat penurunan alat
2.
setelah kedudukan/ posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki, jaring
dapatditurunkan. Penurunan jaring dimulai dari penurunan jangkar, pelampung
tandaujung jaring atau lampu, kemudian tali slambar depan, lalu jaring, tali
slambar pada ujung akhir jaring atau tali slambar belakang, dan
terakhir pelampungtanda.
3.
pada saat penurunan jaring, yang harus diperhatikan adalah arah
arus laut. Karena kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong arus antara
45-90.
v
Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan
Setelah jaring dibiarkan di
dalam perairan sekitar 3-5 jam, jaring dapat diangkat (dinaikkan) ke atas kapal
untuk diambil ikannya. Bila hasil penangkapan baik, jarin dapat didiamkan
selama kira-kira 3 jam sedangkan bila hasil penangkapan sangat kuran
jaring dapat lebih lama didiamkan di dalam perairan yaitu sekitar 5 jam. Bila
lebih lama dari 5 jam akan mengakibatkan ikan-ikan yang tertangkap sudah mulai membusuk atau kadang-kadang
dimakan oleh ikan yang lebih besar. Urutan pengangkatan alat ini adalah
merupakan kebalikan dari urutan penurunan alatyaitu dimulai dari pelampung
tanda, tali selambar belakang, baru jaring, tali slambar muka dan terakhir
pelampung tanda.Apabila ada ikan yang tertangkap, lepaskan ikan tersebut dari
jaring dengan hati-hatiagar ikan tidak sampai terluka. Untuk
hal tersebut bila perlu dengan cara memotong satu atau dua kaki (bar) pada
mata jarring agar ikan dilepas tidak sampai luka/rusak. Ikan-ikan yang sudah
terlepas dari jaring segera dicuci dengan air laut yang bersih danlangsung
dapat disimpan ke dalam palka, dengan dicampur pecahan es atau garam secukupnya agar ikan
tidak lekas membusuk
3.2.
Metode pen a n g kpan
surface gill net ( jarring insang permukaan)
- Setelah
tiba pada suatu fishing ground:
Yang telah
ditentukan maka yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda dan
jangkar, selanjutnya dilakukan penurunan jaring (setting). Setelah semua
jaring telah diturunkan dan telah terentang dengan sempurna, maka dalam jangka
waktu tertentu, biasanya2-5 jam dilakukan penarikan jaring (hauling). Pada saat hauling, jarring diatur dengan baik
sehingga memudahkan untuk operasi berikutnya Operasi penangkapan banyak
dilakukan pada malam hari, tetapi pada pagi hari penangkapan bisa pula
dilakukan, yang penting bagaimana warna jaring tidak terlihat oleh ikan.
Oleh sebab itu
warna jaring sering sama dengan warna perairan.
- jaring ditebar melintang melawan arus
- Surface
gillnet akan berada di permukaan air, sampai lapisan pertengahan perairan
seperti
yang ditunjukan gambar berikut:
Daerah pen a n g kapan:
-
Sebaiknya bukan daerah
pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikutikeberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan
penangkapan ini. Kemudiandiperhitungkan juga
jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses penangkapan tersebut.
- Daerah yang sebenarnya ideal untuk
pengoprasian gill net adalah perairan luas tak
Berkarang,
yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk mancari makan
ataupun untuk baerpijah
-Daerah perikanan di Indonesia yang
banyak menggunakan gillnet dalam usaha penangkapan antara lain: Samarinda,
Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,Bali, Jawa Barat dan Ambon.
Kemungkinan hasil:
Ikan-ikan pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, rucah, dll) tergantung
ukuran mesh size jaring itu sendiri.
3.3. Metode pen
a n gkapan Midwater gill net( jarring insane pertengahan):
Hampir sama seperti surface gill net, yang berbeda hanyalah posisi di dalam
lapisan perairannya. Midwater gill net , atau biasa disebut juga dengan
floating net inikarena posisinya yang
mengapung di lapisan tengah perairan laut yang disebabkan oleh berat jangkar
dan pelampung yang disesuaikan supaya gill net ini dapat terapung.
Setelah di setup, Akan
tampak seperti gambar dibawah ini:
Daerah pen a n g kapan:
Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya
daerah penangkapan mengikuti keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi
kegiatan penangkapan ini.
Kemudian diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal
dalam melakukan proses penangkapan tersebut
Daerah yang
sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luastak berkarang,
yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk makan atau
untuk memijah.
Kemungkinan hasil:
Ikan-ikan
pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, layur, dll) tergantung ukuran meshsize
jaring itu sendiri. Jenis-jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish,sea
bream, dan lain-lain)
3.4. Metode pen a n g kapan
bottom gill net( jaring insang dasar) :
Hampir sama
seperti surface gill net, yang berbeda hanyalah posisi di dalam
lapisan perairannya. Bottom gill net ini dibuat supaya terbentang
dibawah/dasar laut. Dengan cara bobot pemberat/jangkar dibuat lebih berat
sehingga gill net dapat tenggelam tetapi tetap terbentang dengan adanya
pelampung dibagian atas gill net.-Setelah di setup.
Akan tampak seperti gambar dibawah ini:
Daerah pen a n g kapan:
-
Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikuti keberadaan
ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudian diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal
dalam melakukan proses penangkapan tersebut.
-
Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan
luas tak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik
untuk makan atau untuk memijah
-
Daerah perikanan Indonesia yang banyak menggunakan gill net dalam usaha
penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,Bali,
Jawa Barat dan Ambon
Kemungkinan hasil:
-
Jenis- jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish, sea bream, dan
lain-lain). Jenis-jenis lobster dan lain sebagainya.
3.5. konstruksi alat tangkap
(bottom gill net)
v
Konstruksi umum
Pada
umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jarring dengan bentuk empat
persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring,
lebar jaring lebih pendek jikan di bandingkan dengan panjangnya, dengan
perkataan lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah
mesh size pada arah panjang jaring. Pada lembaran-lembaran jaring,
pada bagian
atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan
peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu
bouyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker
ditambah dengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju kebawah, maka
jaring akan terang.
v Detail Konstruksi
Pada
kedua ujung jarring diikatkan jangkar, yang dengan demikian letak jaring
akan telah tertentu. Karena jaring ini direntang pada dasar laut ,maka
dinamakan bottom gill net, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi
tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar
(bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera atau bertanda yang
dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi tidaklah dapat
diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaring itu sendiri
v
Karakteristik
·
Set bottom gill net direntang pada dasar laut, sehingga yangmenjadi
tujuan penangkapan adalah ikan-ikan damersal.
·
Bottom gill net berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan
pelampung, pemberat, ris atas dan ris bawah serta dilengkapi dengan
jangkar
·
Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan ditangkap baik udang maupun
ikan.
·
Jaring gill net direntangkan pada float berbendera yangdiletakkan pada
kedua belah pihak ujung jaring tetapi tidak dapat diketahui keadaan baik
buruknya rentangan itu sendiri.
v
Bahan Dan Spesifikasinya
Pengenalan
bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah merangsang perkembangan pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan
efesiensi penangkapan yang jauh lebih baik yakni 2-13kali lebih tinggi pada
Pamonofillament yang transparant
(jernih) dibanding dengan bahan serat alami(kapas, rami, rami halus.
1. Persyaratan
Persyaratan
efisiensi penangkapan yang baik memerlukanrendahnya daya rangsang alat untuk
organ penglihatan atau organlateral line sebelum ikan terkait atau terjerat
dalam jaring gill netharus disesuaikan dengan kebiasaan hidup ikan melebihi
trawl dan purse seine.
Bahan dari
gill net hars mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam air, terutama sekali
untuk penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring juga harus
sehalus dan selunak mungkin untuk mengurangi daya pengindera dengan organ side
line. Serat jaring yang lebih tipis juga kurang terlihat.
Sebaliknya bahan harus cukup kuat untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap
dan dalam upayanya untuk membebaskan diri. Lebih lanjut diperlukan kemuluran
dan elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yang terjerat atau terpuntal
sewaktu alat dalam air atau sewaktu penarikan keatas kapal tetapi tidak
menyulitkan sewaktu ikan itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya
tinggi untuk beban kecil tidak sesuai untuk gull net karena ukuran ikan
yang terjerat pada insang tergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu
memiliki kekuatan simpul yang stabil dan
ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air.
2. Macam dan Ukuran benang
dalam kondisi basah, warna putih mengkilat yang alami
adalah jauh lebih terlihat dalam air jernih. Warna hijau, biru, abu-abu
dan kecoklatan merupakan warna-warna yang nampak digunakan paling umum
pada perikanan komersial.Sebab banyaknya macam dari gill net sesuai dengan
ukuran,ukuran mata jaring, jenis ikan, pola operasi, kondisi penangkapan, dll
3. Warna Jaring
Warna jaring
yang dimaksudkan disini adalah terutama dari webbing. Warna float, ropes,
sinkers dan lain-lain diabaikan,mengingat bahwa bagian terbesar dari gill net
adalah webbing. Pada synthetic fibres, net preservation dalam bentuk pencelupan
telah tidak diperlukan, kemudian pula warna dari twine dapat dibuat sekehendak hati, yang dengan demikian kemungkinan mengusahakan warna
jaring untuk memperbesar fishing ability ataupun catch akan dapat lebih
diusahakan. Dengan perkataan lain,warna jaring yang sesuai untuk tujuan
menangkap jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan dapat diusahakan. Warna jaring
dalam air akan dipengaruhi oleh faktor-faktor depth dari perairan,
transparancy,sinar matahari, sinar bulan dan lain-lain faktor, dan pula sesuatu
warna akan mempunyai perbedaan derajat terlihat oleh ikan- ikan yang
berbeda-beda. Karena tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ini ialah dengan
cara gilled dan entangled, yang kedua-duanya ini barulah akan terjadi jika ikan
tersebut menubruk atau menerobos jaring, maka hendaklah diusahakan bahwa efek
jaring sebagai penghalang,sekecil mungkin.
v
Berdasarkan bentuk alat waktu dioperasikan
1. Gillnet
melingkar (encirling gillnet)
Yaitu gillnet yang cara pemasanggannya
denganmelingkarkan jaring pada gerombolan ikan.
Setelah jarring melingkar dan mengurung gerombolan ikan, maka
ikan dikejutkan agar menabrak jaring dan tersangkut pada mata jaring.
2. Gillnet
mendatar (drift net)
Seperti yang
dijelaskan diatas
v Berdasarkan kedudukan alat waktu dipasang
1.
Gill net hanyut ( drift gill net)
yaitu jaring
insang yang pemasangannya dibiarkan hanyut mengikuti arus. Salah satu ujung
tali risnya diikatkan pada perahu/kapal
2.Gillnet
tetap (set gillnet)
yaitu jaring insang yang dipasang secara menetap untuk
sementara waktu dengan menggunakan jangkar. Dalam hal ini kadang-kadang jaring
diberi jangkar atau diikatkan pada suatu tempat yang tetap.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Gill net merupakan salah satu
jenis alat untuk menangkap ikan dari bahan jarring yang bentuknya empat
persegi panjang dimana mata jaring (mesh) dari bagian jaring utamaukurannya
sama, biasa disebut dengan jarring insang. Alat ini dapat dioperasikan didaerah
daerah teluk, pantai-pantai, dan muara, karena daerah tersebut adalah. fishing ground yang umum dan jaring ini disesuai untuk area fishing
ground yang sempit. Pemakaian gill
net tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin ditangkap. Penamaan gill net pun dipengaruhi oleh
kebiasaan-kebiasaan nelayan setempat, ada yang memberi nama sesuai jenis ikan
yang tertangkap, adapula yang memberi nama sesuai dengan letak fihing ground.
Dalam pengoprasian gill net biasanya terdiri dari
beberapa tinting jaring yang digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, pada umumnya metode dioperasikan
gill net dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada
suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya
jaring insang hanyut (driftgillnet), jaring insang tetap(set gillnet), jaring
insang lingkar (encircling gillnet), jaringinsang klitik (shrimp gillnet), dan
trammel net
Teknik
pengoperasian Gillnet, lebih difokuskan kepada :
v
Setting
v
Holling
v
Persiapan Alat
v
Waktu Penangkapan
v
Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
v
Penurunan Alat
v
Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan
Jenis ikan yang dihasilkan menggunakan alat ini adalah jenis ikan ikan
yang berenang dekat permukaan laut, dan
ikan ikan demersal. Misalnya saury, sardine,
salmon, layang,
tembang
kembung, dan lain-lain membentuk suatu gerobolan (shoal) dan ikatakan setiap individu mempunyai ukuran yang hampir
sama. Jenis ikan yangseperti cucut, tuna
yang mempunyai tubuh yang sangat besar tak
mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai bentuk
tubuh gepeng lebar, sehingga sukar terjerat pada mata jaring,
ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit (entangled).
REFERENSI
Rasdani, M, dkk.,1988. Kumpulan Desain Alat Tangkap Tradisional, BPPI Semarang.
Anonymous, 1981. Buku Pintar PPL
Perikanan. Dinas Perikanan Propinsi Dati 1 Jawa Timur,Surabaya.
Subani, W,1972. Alat
Dan Tjara Penangkapan Ikan Di Indonesia, LPPI, Jakarta
Umali, A. F, 1950. Guido
To The Classification Of Fishing Gear In The Philippnes.Illustrations by
S.G.Duran.Res.Rep. U.S.Fish. Wildl. Serv.,(17): 165 p.
Anonymous,1981. Meningkatkan
Keterampilan Dalam Teknik Moderisasi Bertahap Penangkapan ikan. Correspondence
Couse DITJENIKAN, 1981.
Barus, HR,1983. Penelitian
Alat Tangkap Pasang Surut ‘’tidak Trap’’ Dan Aspeknya Di Perairan Selat Malaka, Laporan Penelitian Perikanan Laut No. 25
tahun 1983,BPPL, Jakarta.
sederhana dan sangat bermanfaat...
BalasHapusboleh saya share? sebgai materi untuk kunjungan School Group di Resort saya.
Bsa lewat wa mu
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusBsa lewat wa mu
HapusCoin Casino Review - Claim £200 + 200 Spins (Dec 2021)
BalasHapusCoin Casino Review – 제왕카지노 Is the Coin Casino Safe? — We've found that no matter septcasino what the casino does, 인카지노 the site still offers plenty of games and services
Suncity88 Casino: Online & Mobile Review
BalasHapusSuncity88 Casino Mobile is an excellent platform to play games for real money on the go. The 선시티카지노 mobile casino is available for Android and Windows, and a 바카라사이트 good